Menggapai Bahagia Dengan Do’a
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
ketenangan batin dan kebahagiaan hidup.
Bahagia terkadang menjadi sebuah kata “sakti“untuk mengambarkan kehidupan seseorang. Saat ia dapat mencapai dan memenuhi segala hajat hidupnya, cap bahagia akan diletakkan pada dirinya. Sebaliknya, saat salah satu kebutuhannya tak terpenuhi atau ketika keinginan tak terwujud, dianggap sengsara. Padahal sejatinya tidak demikian. sebab kebahagiaan yang hakiki adalah saat kita memperoleh ‘kepuasaan’ dalam beribadah kepada Allah sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat. Do’a’do’a yang dapat diamalkan setiap saat guna mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan hidup.
Do’a Memohon Ketentraman Hati.
Allahumma innii as aluka khaufal’alamiina bika wa’ilmal khaaifiina minka wa yakiinal mutawakkiliina’alaika wa rajar raghibiina fiika wa zuhdzth thzlibiinz ilaika wa ra’al muhibbina laka wa taqwal mutasyawwiqiina ilaika.
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu akan takutnya orang-orang yang mengerti-Mu, ilmunya orang yang takut kepada-Mu, keyakinanya orang yang bertawakal kapada-Mu, harapannya orang-orang yang senang kepada-Mu, zuhudnya orang-orang yang sama mencari-Mu, waranya orang-orang senang kepada-Mu dan taqwanya orang-orang yang telah merindukan-Mu. Aamiin Ya Rabb
Do’a Memohon Empat Macam kebaikan.
Allahumma aghninii bil’ilmii wa zayyinii bilhilmi wa akrimni bittaqwa wa jammilnii bil’aafiyati.
“Ya Allah, kayakanlah aku dengan ilmu, hiasilah aku dengan sifat penyantun, muliakanlah aku dengan bertaqwa dan baguskanlah aku dengan keselamatan. Aamiin Ya Yabb
Sumber: Mutiara.
Related articles
- Reminder For Tonight’s Lesson Part 13 – “Aqeedah Tahawiyyah” Taught By Dr. Murtaza Bin Baksh hafidhahullaah (haqkidawat.wordpress.com)
- Your Future: “A Servant of Islam” (atlasshrugs2000.typepad.com)
- [Must Read] Rulings on Fasting on Saturday (salaf-us-saalih.com)
- Reminder For Tonight’s Lesson Part 14 – “Aqeedah Tahawiyyah” Taught By Dr. Murtaza Bin Baksh hafidhahullaah (haqkidawat.wordpress.com)
- Assalamu alaikum! (plainhijabi.wordpress.com)
- let’s start by Allah’s name (zahrariza.wordpress.com)
- Hello world! (zahrariza.wordpress.com)
- (Kebaikan) kindness+ (waktu@masa) time=lasting happiness (Kebahagiaan yg berpanjangan)…. (arlinaaffendi.wordpress.com)
Hindari Dan Tinggalkan Riba
BAB. 8
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Di dalam kehidupan masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat kita, jika ada perempuan dan pria di tangkap karena berzina atau berkhalwat maka mereka akan dicemooh. Ada kalanya pasangan tersebut terutama peria akan di hajar oleh orang kampong. Jika hal yang sama terjadi pada masyarakat agama lain, mereka juga akan dicemooh den dihina oleh masyarakat setempat.
Apa hubungan babi dan zina, apa pula kaitannya dengan riba? Deri kecil pemikiran masyarakat kita sudah di “pola” agar menjauhi babi dan mencemooh mereka yang berkhalwat atau berzina. Begitu hebat membenci babi ini sehingga dari segala segi harus di jaga, dari menghampirinya, dagingnya, tempat masak hingga bahan-bahan tambahan makanan (food additives) yang harus juga tidak terbuat dari unsur-unsur babi.
Kewajiban bercinta sebelum kawin
Namun, kini bisa dikatakan hanya bab babi saja yang masih saja tetap kuat, bab zina atau mencemooh zina itu sendiri sudah semakin terkikis karena rata-rata masyarakat kita jika tidak melakukan zina sekalipun, sudah menuju kearah zina itu sendiri dengan mendekatinya, berkat dari “kontrol pikiran” dari alat “hypnotis” atau pemukau terhebat yaitu TV, film dan berbagai lagi yang mem “fatwa” kan kewajiban bercinta sebelum kawin, harus ber “pacaran” dan berkasih-kasihan. Bagaimana hati seseorang manusia itu akan membenci zina jika dia sendiri melakukan atau dekat dengan zina itu sendiri?
Bibandingkan babi dan zina, riba pula suatu hal biasa dikebanyakan masyarakat kita. baik beli mobil, rumah sampai kepenggunaan kartu kredit, isu riba ini tidak begitu dipandang hebat oleh masyarakat kita dibandingkan babi dan zina. Karena apa? Kerena dari kecil kita sudah diungkapkan dengan “kebaikan-kebaikan” riba itu sendiri. Misalnya saat kecil karena sistem riba lah mak ayah bisa membeli TV dengan angsuran (beserta penilaian murah) jadi kita bisa nonton Ultraman, Power Rangers, Oshin dan sebagainya. Dengan ribalah ayah membelimotor untuk ketempat kerja mencari rizki. Itu dari perspektif keluarga, bagaimana dengan Negara?
Kehidupan masyarakat
dengan sistem riba jugalah Negara punya bangunan pencakar langit, jalan besar, bandara canggih dan berbagai prasarana hebat lainnya. segala aspek kehidupan masyarakat dunia umumnya sudah “imun” dengan riba itu sendiri, jadi membenci riba itu amat jarang dan dalam kamus kehidupan masyarakat dibandingkan babi dan zina.
mungkin juga kata riba ini suatu yang baru karena riba sebelum ini berlindung dibalik nama bunga atau penilaian manfaat. Setelah ini pakah perasaan kita sebelum membuat pinjaman, tanyakanlah kepada petugas, “Berapa ribanya pak,,,,,? Apakah perasaan kita saat itu? Bagaimana reaksi petugas yang diajukan pertanyaan itu?
Selain dari sikap jijiknya terhadap riba itu tidak disemai dari kecil, riba itu sendiri suatu yang tidak begitu jelas terlihat seperti babi dan zina. daging babi suatu yang dapat dilihat dan hasil dari penyelidikan sains membuktikan daging babi itu mengandung parasit atau cacing berbahaya. Zina pula akan menyebabkan perut si perempuan akan membuncit dan pria akan pusing jika mau bertanggung jawab atau cara mudah lepas tangan. Tidak seperti riba, karena kesannya agak halus dan tidak berapa terasa maka ia tidak dipandang serius.
Daging babi itu mengandung parasit atau cacing berbahaya
“Tak apalah riba aku bayar lebih ke bank, untuk biaya mereka menjalankan bank itu sendiri”. Masalah bukan satu dua orang saja yang mengambil pinjaman dan hidup di dalam riba, malah bisa dikatakan hampir seluruh masyarakat dunia mengambil pinjaman maka wujudlah jenis perbudakan baru.
Cuma mereka yang patuh dan taat kepada perintah Allah saja yang akan menolak riba sepenuhnya walau apapun harga yang harus dibayar. apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan Nabi, ikut saja, pemahaman akan datang kemudian. Akan tetapi karena kita menolak perintah Allah dan Nabi dengan menerima riba, maka manusia menjadi mati akal memikirkan masalah yang melanda kehidupan mereka.
Misalnya masalah ekonomi dunia yang kocar-kacir itu sendiri adalah karena ialah satu penipuan, ekonomi berlandaskan riba itu yang menghancurkan umat Islam itu sendiri. Dari sistem ekonomi riba inilah menyusulnya masalah sosial yang lain di dalam masyaarakat baik korupsi, pelacuran, penyakit terkait stres hingga sikap dan perangai generasi muda zaman ini yang semakin kurang ajar karena panduan hidup mereka ketika membesar adalah dari TV, dari internet dan video games. Ibu dan bapak sibuk bekerja untuk membayar hutang mobil dan hutang rumah selama 20-30 tahun yang mereka sangkakan kepunyaan mereka sedangkan mobil yang dipakai dan rumah yang didiami itu sebenarnya milik bank sehingga pembayaran akhir dilunasi. manusia sebenarnya bekerja untuk bank selama 20-30 tahun, membayar 2-3 kali lipat dari harga asli yang dibeli.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: Riba itu terbagi menjadi 70 jenis dan yang paling kecil adalah umpama berzina dengan ibu sendiri. (Ibn Majah, Baihaqi). Abdulah Ibn Hanzalah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: Satu dirham hasil riba yang mana diterima oleh seseorang sedangkan dia mengetahuinya itu adalah riba, sebih parah lagi melakukan zina selama 36x, (Ahmad, Baihaqi)
Apakah hadits di atas ini cukup kuat untuk mengajak manusia menjauhi riba. Kesadaran harus diwujudkan dalam komunitas kita baik Islam dan bukan Islam akan bahayanya riba itu. Segala masalah ekonomi dan sosial yang melanda saat ini adalah dari sikap kita yang terlena mengikuti sistem riba itu sendiri. Untuk yang kaya dari hasil riba dengan berinvestasi tanpa resiko atau resikonya diminimalisir dan mendapat “keuntungan hanya dengan waktu”, mereka tentunya akan tetap lena karena untuk mereka “surga” itu dikecapi di dunia ini, akan tetapi diakhirat kelak perut mereka akan di penuhi dengan ular-ular seperti yang diceritakan Nabisaat beliau diangkat ke langit (Isra’ Mi’raj).
Moga hidayah dan “Nur” dari Allah akan sampai kehati mereka sebelum mereka di “Shalat” kan agar berhenti melakukannya. Untuk yang menjadi semakin miskin dari hari ke hari, maka sudah saatnya untuk sadar dan bangun dari lena yang panjang ini, bersama berhenti mendukung sistem riba itu baik dari hamba kepada sistem riba itu dengan mengambil pinjaman atau mendukung pimimpin yang akur pada sistem riba.
Apabila timbul kesadaran dan dengan seikhlas hati ingin berhenti dan berusaha menjauhi riba, jalan ke arah itu dipermudahkan oleh Allah. Semoga hidup kita lebih di berkati dan diridhai Allah bukan hidup dengan diperangi oleh Allah dan Rasull-Nya. Aamiin Ya Rabb.
Sumber: Mutiara
Related articles
- Him In The Mirror [2.3] (shiningstory.wordpress.com)
- The Story of Nine Angels: “The Sealed Demon” (Chapter 19) (indofanfictkpop.wordpress.com)
- Untuk ‘Own’ (engkaudanaku.wordpress.com)
- (Kebaikan) kindness+ (waktu@masa) time=lasting happiness (Kebahagiaan yg berpanjangan)…. (arlinaaffendi.wordpress.com)
Menindas Atau Menindas
BAB. 6
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Sistem riba didikan barat
Hanya setelah 1100 tahun kedatangan Islam barulah ada “makhluk” yang disebut bank, dan siapa yang mengasaskannya? Tidak lain adalah Yuhudi yang mengontrol ekonomi Inggris dengan pendirian Bank of England pada abad ke 17. Dan dunia Islam telah lama hidup dengan sistem riba didikan barat ini hanya memoles proses pinjaman dengan syarat, nama, akad dan sebagainya sedangkan prinsip dibaliknya adalah sama.
Barat menaklukkan hampir seluruh negara di dunia ini dan meninggalkan dua virus pemusnahan manusia yang utama yaitu pemerintah sekuler-sekuler adalah pemerintah yang meniadakan hukum Allah, apa yang diharamkan oleh Allah dihalalkan misalnya riba, judi, zina dan arak.
Virus
Virus kedua adalah sistem keuangan berbasis riba. Dan apa bila virus ini sudah menyelip ke dalam pembuluh darah masyarakat maka mereka hanya perlu instruksi jarak jauh “remote control” saja untuk mengontrol suatu negara itu, lihatlah hutang luar negeri yang tak habis-habis dibayar dan sudah semestinyalah beserta dengan ribanya sekaligus.
Bank tidak seharusnya diwujudkan sebagai bisnis karena uang bukanlah sesuatu yang seharusnya diperdagangkan lebih-lebih lagi apabila nilai uang itu tidak berada dalam uang itu sendiri. Nilai uang kita berada dalam genggaman mereka yang mengendalikannya yaitu Yahudi laknatullah dan sedihnya berapa banyak pemimpin kita yang sadar akan kondisi ini. Berapa berapa ulama yang bisa “melihat” kemungkaran,Kedzaliman dan penindasan yang terjadi dibalik sistem yang konon islam itu.
Diharamkan
Jika bisa merantau dan pergi kenegara-negara miskin akan terdetik di hati mengapa dunia jadi begini. Jawaban yang sebenarnya adalah sistem riba itu sendiri yang telah menaklukkan seluruh dunia akan memberi kuasa kepada pihak tertentu untuk mengontrol dunia dari segenap aspek kehidupan termasuk sampai ketahap memastikan siapa pemimpin yang dipilih dalam pemilihan suatu Negara yang sedang krisis untuk memastikan keuntungan perusahaan mereka. Perbudakan fisik telah lama terjadi akan tetapi perbudakan keuangan sedang memuncak dengan hebatnya dan sistem perbankan inilah mekanisnya.
Betulkah halal apa yang diceneng-cenengkan oleh perbankan Islam, marilah bersama merenung kembali tujuan sebenarnya perbankan itu sendiri, apakah untuk membantu umat Islam atau mengambil kesempatan atas kebodohan umat Islam itu sendiri.
Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah bdalam pandangan Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keredaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Qs. Ar Rum : 39)
Sumber: Mutiara
Related articles
- Vulnerable (fanfictionschools.wordpress.com)
- Untuk ‘Own’ (engkaudanaku.wordpress.com)
- (Kebaikan) kindness+ (waktu@masa) time=lasting happiness (Kebahagiaan yg berpanjangan)…. (arlinaaffendi.wordpress.com)
- [Chapter 5B] Social Science (fanficskpopindo.wordpress.com)
Legalisasi Penindasan
BAB. 5
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Bank
Apa bedanya jika kita sebagai individual dengan bank memberi pinjaman dan meminta balasan dari pinjaman tersebut. Bank tidak akan peduli kesusahan peminjam karena mereka perlu memastikan “kebajikan” investor.
Karena bank adalah lembaga diakui pemerintah maka otoritas akan melakukan kerja sama atas nama investor. Sebab itu ketika berinvestasi di bank, investor tidak rasa bersalah karena “kerja kotor” ini dilakukan oleh pihak ketiga secara rgah berdasarkan hukum sekuler.
Jika kita tidak suka orang lain mengambil kesempatan atas kesusahan diri kita maka kita pun tidak tahu ia akan berbalik kembali kepada diri kita sendiri suatu hari nanti baik di dunia maupun di akhirat.
Inilah salah satu sebab manusia terheran-heran keheranan, mengapa manusia lain jahat atau mengambil kesempatan kepada diri mereka sedangkan mereka sendiri melakukannya tanpa sadar kepada orang lain.
Jika kita meng “Islam” kan sekalipun konsep memberi pinjaman tersebut dengan poles sana dan poles sini, untuk nama lain “mauserahkan”, pembiayaan dan bukan pinjaman, berakadlah dan sebagainya, apakah Anda sanggup menjadi lintah menyedot darah saudara seislam sendiri? Kelintahan anda tidak jelas terlihat karena ia berlindung di balik nama Islam itu sendiri.
Gaji karyawan
Ini jika kita diri kita sebagai investor, bagaimana pula jika kita adalah Imad atau peminjam dalam cerita ini? Banyak yang akan berkata, “Tak mengapalah, pihak bank Islam kan berjual beli dengan kita, lagi pun bank harus membayar gaji karyawan”.
Banyak yang tidak sadar sebenarnya mereka telah diper “hamba” kan oleh pihak bank untuk kepentingan perusahaan yang mana investor kaya akan makin kaya dengan menyedot darah mereka yang terpedaya. Baik konvesional atau Islami, manusia tetap diperbudak oleh kelompok bank ini.
Setiap bulan selama 20-30 tahun atau berepa tahun sekalipun periode pinjaman, pinjaman akan menjadi pembayar yang setia kepada bank meskipun rumah yang mereka beli itu terbengkalai atau harganya jatuh.
Jika bank itu sebuah bisnis maka bank juga harus mengambil resiko kehilangan uang saat proyek terbengkalai atau harga rumah jatuh dengan mengembalikan kembali uang lebihan pembayaran setelah menghitung harga rumah di pasar setelah berakhir pinjaman.
Ini tidak, terbengkalai kah, harga jatuh kah, Islam tak Islam, BAYAR SAMPAI HABIS! apakah ini suatu yang Islam atau sesuatu yang alim atau menindas?
***
Jika kita lihat uang kertas itu sendiri, apakah nilai uang itu tersimpan di dalamnya? Apakah nilai disandarkan kepada emas dan kita sebagai rakyat bisa pergi kebank untuk menukarkan dengan emas? mengapa inflasi tetap dalam ekonomi? Mengapa nilai uang semakin hari semakin menurun? Jika uang dalam sistem keuangan modern itu sendiri tidak ada sebagai suatu yang nyata yaitu punya nilai didalamnya maka bagaimana kita bisa mem “bisnis” kan suatu yang tidak jelas itu?
Sumber: Mutiara
Related articles
- (Kebaikan) kindness+ (waktu@masa) time=lasting happiness (Kebahagiaan yg berpanjangan)…. (arlinaaffendi.wordpress.com)
- The Cruel Marriage – Part 2 (shiningstory.wordpress.com)
- You Are My Favorite (Chapter 1) (indofanfictkpop.wordpress.com)
Lintah Berbulu Domba
BAB. 4
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Keuntungan
Misalkan salah seorang dari saudara saya, Imad, datang ke saya dan meminta bantuan keuangan yaitu pinjaman uang untuk membeli baju sekolah anak-anaknya, Jumlah yang akan di pinjam adalah sebesar Rp. 1.000.000,- dan Imad berjanji akan membayar secara angsuran. Terdetik dalam hati saya, “ini bisa menghasilkan duit nih, kalau minta keuntungan/ bunga / riba haram jadinya, baik aku ubah sedikit”.
Saya: “Okelah Imad, begini saja, sebenarnya lebih baik aku simpan uangku di bank, tapi sebab engkau saudaraku, jadi aku pinjamkan kepada engkau tetapi dengan persyaratan.
Ismad: “Persyaratan macam apa?”
Saya: “Aku belikan baju untuk anak-anak engkau dengan harga Rp. 1.000.000,- dan akau juaal kepada engkau dengan Rp.1.200.000,-, lalu engkau bayarlah bulanan Rp,1000.000,– selama 12 bulan, bagaimana? Setuju tak? Berikut cara Islam yang mana aku berjual beli dengan engkau dan bukan aku kenakan manfat, kalao ada orang lain bertanya kepadamukatakan aku memberi pembiayaan kepadamu, jangan sebut pinjam sebat itu nampak tak Islam”.
Imad: “Baiklah, sebab aku terpaksa dan tak ada cara lain lagi maka aku terima sajalah persyaratanmu itu, lagipula engkau sudah tolong aku maka aku pun tolong engkau juga. Tapi kita bolehkah berakad untuk memastikan proses ini dihitung pembiayaan dan jual beli”.
Membantu dengan ikhlas
Apa pendaat anda tenteng saya jika kisanda di tempat saya, sebagai seorang saudara sedarah daging ke Imad, apakan Anda sanggup melupakan begitu pada saudara sendiri, sanggup menangguk di ari keruh masih mau menyedot Rp 200. 000,;”darah” Imad dan tidak mau membantu dengan ikhlas?
Jika Imad bukan saudara sedarah daging sekalipun bukankah semua orang Islam itu bersaudara, sanggupkah Anda mengambil untung dari kesusahan orang lain. Jika kita lihatkasus kedua untuk membali rumah pula, tidak berdeda untuk mereka yang melabel ” bank Islam” tetapi mau memeras keringat insan lain untuk mendapatkan keuntungan atas sebab terdesaknya manusia terpaksa meminjam untuk membeli rumah.
Dengan iklan-iklan menawan hati oleh pengembang dan dialinkan pula lagu merdu bujukan dari pihak bank, maka membeli rumah itu adalah lebih kepada desakan nafsu dan bukan desakan hidup.
Dalam kasus membeli rumah, Rp. 70.000.00,- ‘‘arah” Imad akan di sedot hanya dengan goyang kaki sebagai investor menunggu waktu saja mendapat “keuntungan”,. Tempatkan diri Anda di tempat Imad, sanggupkah Anda diperlakukan demikian?
Sumber: Mutiara
Related articles
- Untuk ‘Own’ (engkaudanaku.wordpress.com)
- Beautiful Target (Chapter 4) (indofanfictkpop.wordpress.com)
- Akhir Waktu (crochetmywords.wordpress.com)
Dalam Kubangan Riba

English: Royal Institute of British Architects, 66 Portland Place RIBA is based at 66 Portland Place, London in a 1930s Grade II* listed building designed by architect George Grey Wornum. (Photo credit: Wikipedia)
BAB. 3
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Para ulama dapat melihat sistem ekonomi
Ekonomi dunia semuanya berlandaskan hutang dan RIBA. Jika para pakar ekonomi atau para ulama dapat melihat sistem ekonomi modern sekarang ini dengan lebih menyeluruh, sistem ini menyebabkan banyak banyak yang tertindas. Allah tidak mau kita mendzalimi manisia lain dan mendzalimi diri kita sendiri.
Mungkin banyak yang berkaaakt, ”Alah, aku beli mobil/ rumah ini dengan duit gaji aku, aku rela atas transaksi ini karena aku tau pihak bank harus ambil RIBA‘ supaya mereka bisa bekerja, aku tidak mendzalimi diri orang lain, gaji aku cukup dan aku tidak mendzalimi diri aku sendiri”
Manusia akhir zaman
Manusia akhir zaman sudah hilang kemampuan untuk menilai sesuatu itu secara batin, secara dzahir memang mereka nampak akan kemampuan diri untuk membayar dan tidak menganggu siapapun di dalam aktivitas RIBA mereka itu. Akan tetapi efek halus/ batin itu yang lebih berbahaya dan menjerumuskan manusia ke neraka.
Manusia rela didzalimi karena sudah terlalu tenggelam dengan materialisme, mobil baru berganti setiap 2-3 tahun, dan setiap kali berganti ganti itulah perjanjian RIBA yang baru ditandatangani. Begitu juga dengan rumah yang menjadi kebutuhan dasar terpaksa juga di beli dengan RIBA ini sudah menjadi suatu hal yang seolah-olah tidak lagi bisa dihindari. Pernahkah anda menghitung berapa total uang yang harus diberi kepada pihak bank untuk pinjaman rumah selama 20 tahun? Anda sebenarnya akan membayar sekitar 3x lipat dari harga asli rumah.
Masyarakat umum
Masyarakat umum tidak pernah diungkapkan fakta sebenarnya tentang ekonomi terutama terutama dalam hal bagaimana “duit” dibuat. Kita hanya tau duit datang dari bank dan ia dikontrol oleh bank negara. Mekanisme bagaimana terjadinya inflasi dan kenaikan harga barang tidak pernah diceritakan dengan jelas kepada masyrakat dan tinggalah masyarakat dalam delima menurut saja apa yang dikabarkan oleh pemerintah melalui media baik dari TV atau koran.
Jika kita kaji dan pertanyakan bagaimana “duit” diproduksi, banyak yang akan “mendidih darah” marah kepada sistem ekonomi yang dibuat oleh Yahudi ini dan sistem inilah yang kita amalkan selama ini.
Jika setiap hari kita hidup dalam rumah yang dibeli dengan RIBA, pergi kerja dengan mobil yang dibeli dengan RIBA, beli barang dengan kartu kredit sistem RIBA, yang mana kita setiap detik hidup kita ini “diperangi” oleh Allah, maka makbulkah do’a-do’a yang kita ungkapkan setelah shalat itu? Atau munafikkah kita dengan shalat tetapi masih bergelimang dengan RIBA?. Tidak terpikirkah mengapa hidup kita selalu dilanda bencana, dirundung malang dan kita hanya menganggap itu takdir?
Mungkin sudah terlalu jauh dan sulit untuk menghidupkan kembali sistem ekonomi yang bebas RIBA. Tidak guna hanya meneriakkan masalah tanpa memikirkan jalan solusi. Ini masalah yang teramat besar. Sama-samalah kita bertaubat, bertakwa dan shalat dengan khusuk; InsyaAllah akan Allah berikan jalan solusi buat mereka yang mau berpikir. Supaya kita tidak lagi hidup diperangi dan dilaknat oleh-Nya, Aamiin Ya Raab.
Sumber: Mutiara
Related articles
- Untuk ‘Own’ (engkaudanaku.wordpress.com)
- [Freelance] Oppa, Sorry for Being Lying.. (fanfictionschools.wordpress.com)
- The Cruel Marriage – Part 1 (shiningstory.wordpress.com)
- [Songfic] In My Room (indofanfictkpop.wordpress.com)
- [Chapter 5B] Social Science (fanficskpopindo.wordpress.com)
Norma-Norma Kehidupan
BAB. 2
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Di dalam teknik penerbangan, setiap individu yang terlibat terutama kelompok yang memiliki kaitan langsung dengan pesawat seperti Insinyur dan mekanik wajib mengikuti kursus “human factor”. Kursus ini harus diulangi setiap 2 atau 3 tahun.
Dalam teknik penerbangan
Didalam kursus tersebut ada satu bab yang disebut “norm” atau norma yang mana sesuatu perbuatan aksi atau hal itu sudah menjadi kebiasaan dan tidak lagi diperdebatkan tanpa memperhatikan apakah ia buruk atau baik kepada individu atau sekelompnk tersebut.
Sebagai contohnya setiap Insinyur atau mekanik pesawat harus menggunakan alat penutup telinga untuk menghindari kerusakan pada gendang akibat suara mesin pesawat, akan tetapi banyak yang mengambil remeh dan tidak memakainya. Sudah menjadi norma atau kebiasaan dan tidak diambil peduli dengan jangka panjang.
Mungkin saat muda telinga mereka-mereka ini masih berfungsi akan tetapi pada akhirnya mereka ini akan sedikit demi sedikit hilang pendengaran, eèk jangka panjang tidak terlihat akan tetapi masa depan akan merusak diri sendiri.
Norma-norma kehidupan
***
Bagaimaana pula dengan kehidupan kita sebagai umat Islam sehari-hari? Ada banyak hal yang menjadi norma-norma kehidupan dan tidak lagi dianggap sesuatu yang buruk atau membahayakan dan diterima oleh segenap lapisan masyarakat.
Salah satu dari norma-norma kehidupan ini menyebabkan kita “tanpa sadar” hidup dengan menghadapi peperangan dari Allah dan rasul. Bahagiakah hidup jika saben hari kita dilaknati oleh Allah. Diterimakah shalat kita jika kita diperangi oleh Allah?
***
RIBA, BUNGA atau SUKU BUNGA… Benda yang sama tetapi di diberikan nama yang berbeda. Ini sudah menjadi norma-norma kehidupan dan dianggap biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Coba saat Anda hendak membeli mobil atau rumah nanti, dari bertanya kepada pihak bank “berapa nilai manfaatnya pak“, maaf coba ubah ke “berapa ribanya pak?”.
RIBA, BUNGA atau SUKU BUNGA
Mungkin pada saat itu baru terasa akan dekatnya diri dari dosa, itu jika terdetik dalam hati. Jika sudah tidak ada perasaan apa-apa, maka diri bersedia menerima “perang” dari Allah dan rasul, maka dikemanakah keimanan kita?
“Wahai kaum mukmin, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah semua sisa-sisa riba yang masih ada pada peminjam, jika kalian benar-benar beriman kepada syariat Allah. Maka jika kalian tidak mematuhi Allah dengan menghentikan riba ini. Terimalah pernyataan perang dari Allah dan rasul-Nya. Dan jika kalian bertaubat, maka yang berhak kalian ambil dari peminjam hanyalah modal kalian. Kalian tidak boleh berbuat dzalim kepada peminjam dan peminjam tidak boleh berbuat dzalim kepada kalian (Al-Baqarah, 2: 278-279)
“Wahai kaum mukmin, hendaklah kalian takut siksa pada hari kiamat, saat kalian dikembalikan kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan yang setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan didunia. Setiap orang tidak akan dianiaya sedikitpun dalam mendapatrkan balasan amalnya (Al-Baqarah, 2: 281)
Sumber: Mutiara
Related articles
- Untuk ‘Own’ (engkaudanaku.wordpress.com)
- You Are My Favorite (Chapter 1) (indofanfictkpop.wordpress.com)
- Akhir Waktu (crochetmywords.wordpress.com)