Ketika Singa Padang Pasir Berurai Air Mata
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Umar bin Khatab
Pernhkan anda membaca dalam riwayat bahwa Umar bin Khatab menangis? Umar bin Khatab yang dikenal sebagai sahabat yang gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau syaithan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat disuatu jalan, maka syaithan akan menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebeneran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karen itu kalau Umar sampai menangis, tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan. Mengapa “Singa padang pasir” ini sampai menangis? Peristiwa apa yang mampu membuat khalifah kedua ini berurai air mata? Suatu saat, Umar pernah meminta izin menemui Rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar, sebagian tubuh beliau berada diatas tanah. Rasul mulia tersebut hanya hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Lantas Umar mengucapkan salam dan duduk di dekatnya. Perlahan, mata Umar mulai memerah. Dan tanpa dapat di bendung, bulir bening mulai menitik di ujung kelopak matanya.
Dunia adalah tempat singgah
Rasul yang mulia pun bertanya, “mengapa engkau menangis ya Umar?” Umar menjawab,””bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan kisra dan kaisar duduk disinggasana emas dan berbantalkan sutra”. Nabi berkata,” mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kuam yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon , kemudian berangkat dan meninggalkannya.” Subhanallah,,,Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini adalah tempat pemberhentian sementara; hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya. Kehidupan manusia di dunia tak ubahnya serang musafir yang melakukan perjalanan jauh. Dunia hanyalah tempat singgah. Transit, tempat pemberhentiaan sementarayang setelah itu akan akan kembali melanjutkan perjalanan panjang.
Ketika kita pergi ke Eropa, biasanya pesawat akan transit di Singapura. Atau saat pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat akan mampir sejenak di Abu Dhabi, anggap saja tempat transit itu, Singapura dan Abu Dhabi, merupakan dunia ini. Aapakah ketika transit kita akan habisankan segala perbekalan? Apakah kita akan selamanya tinggaldi tempat transit itu? Ketika kita tengah bersibuk ria shopping, ternyata pesawat telah memnggil kita untuk segera meneruskan perjalanan. ketika kita sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini,tiba-tiba Allah memanggil kita pulang kembali ke sisi-Nya. Perbekalan kita sudah habis. Tangan kita justru penuh dengan bungkusan dosa. Kenistaan yang kita kumpulkan . lalu bekal apa yang akan kita bawa nanti di padang Mahsyar?
Bekal kita di akhirat
Sahabat saudariku fillah,,sisakan kesenangan Di dunia ini untuk Bekal kita di akherat. Dalam setahun, tak bisakah kita meluangkan waktu cuma sebulan untuk menahan nafsu, haus dan lapar? melaksanakan qiyamul lail atau melantunkan seruan-seruan illahi? Dalam tujuh hari seminggu, mengapa kita tak bisa mengendalikan diri paling tidak dua hari dalam seminggudengan melakukan ibadah puasa senin -kamis? Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak kita sisakan waktu barang satu-dua jam untuk shalat dan membaca Al-Qur’an. Delapan jam waktu kita tidur, sangat sulitkah membuangnya hanya 15 menit saja untuk shalat tahajud?
“Celupkan tanganmu kedalam lautan”, saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedan dunia dan akhirat. ” Air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akhirat.” bersiaplah, untuk menyelam di “lautan akhirat”. siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita. Dan bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangis pun kita tak akan punya waktu lagi. Idza jaa-a ajaluhum laa yasta-khiruuna saa’atan walaa yastaq-dimun( Jika sahabat paling dekat yaitu kematian telah memanggil, tidak akan bisa dimundurkan atau dimajukan walau hanya sedekit). siapakah kita??
Sumber: Irsyad” Pondok Pesantren Man Ana”
Related articles
- Hidup Tak Seindah yang kita bayangkan (queenhisa.wordpress.com)
- Ketika Ada Cinta, Maka Ada Impian (rolansihombing.wordpress.com)
Merenungkan makna Hari Kemenangan

English: Eid ul-fitr prayer in Indonesia Bahasa Indonesia: Shalat Idul Fitri (Photo credit: Wikipedia)
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Idul Fitri selalu identik dengan’ kemenangan; bila direnungkan, sebenarnya apa yang telah kita menangkan ?? Tentu umat muslim yang menjalankan ibadah puasa ramadhan akan menjawab, menanag karena berhasil merampungkan puasa satu bulan ; benarkah demikian??
kemenangan dalam puasa Ramadhan itu baru bisa diperoleh bila seseorang mampu melakukan nafsu dan amarahnya
Menurut kaum sufi, kemenangan dalam puasa Ramadhan itu baru bisa diperoleh bila seseorang mampu melakukan nafsu dan amarahnya. Sementara yang terjadi, banyak sekali manusia yang meninggikan Nafsu duniawi dan melalaikan ibadah. Bagaimana bisa kita meraih kemenangan??
Bagi manusia awam jarang yang mampu menaklukkan Nafsunya. Ia tak peduli dengan sifat hakiki jiwa rendahnya. Ia malah bersahabat dengannya. Laul bagaimana kemenangan itu akan menyapa ?? Untuk sekedar melakukan shalat dan puasa secara benar dan tepat waktu saja, masih ada di antara kita yang belum bisa memenuhinya. Banyak secara terang – terangan menganggu sesama. Padahal setan bila menganggu manusia secara sembunyi-sembunyi. Dibulan Ramadhan yang suci, banyak dari kita yang bersenang-senang, bernyanyi dan berjingkrak-jingkrak. Sebetulnya ini adalah tanda bahwa kita masih memanjakan jiwa rendah yang seharusnya kita perangi.
Kemenangan dalam puasa Ramadhan itu baru bisa diperoleh bila seseorang mampu melakukan nafsu dan amarahnya
Hal ini sudah mencerminkan bahwa sebenarnya kita belum memenangkan apa-apa. Kemenangan itu hanya milik orang tertentu. Namun bukan berarti kita yang penuh dosa ini tak bisa meraihnya. Allah telah menjanjikan dalam Firman_NYa ” Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka berbuat aniaya”(QS.Ar-Ra’d : 6 )
Hendaknya kita bisa merenunggi perkataan seorang ulama . yaitu Ibul Qayyim , ” Dia (Allah ) adalah Robb yang maha pengampun , maka diamenyukai ampunan , maghfirah , dan tobat. Dia senang dan gembira dengan kegembiraan yang tak terhingga kepada tobat hambanya saat seorang taubat kepadanya.”Allah akan mengampuni hamba_Nya yang berdosa lantas ia bertaubat walaupun dasanya sebanyak apapun. sebagaimana dalil dari aaaal-Qur’an, di atas.
Sabda rasulullah SAW, Allah SWt telah berfirman,” Hai anak Adam, sesungguhnya selama kalian mau berdo’a dan mengharap kepadaKu, nisyaya Aku ampuni segala dosa yang telah lalu darimu dan Aku tidak menghiraukan lagi. Hai anak Adam sekirannya dosa-dosamu memenuhi isi langit, kemudian kamu meminta ampunanKu, nisyaca Aku ampuni. Hai anak Adam, sekiranya kamu mengharap kepadaKu dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, tetapi kamu tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula” ( Riwayat Tarmidzi ) .
Dari janji Allah di atas, walaupun kita bermandi keringat dosa setiap hari, namun bila kita bertaubat, Allah akan mengampuninya. Tidak ada kata terlambat bagi kita sebelum Allah mencabut nyawa ini. Dari saat ini mari berusaha mengapai tangga guna menuju kemenangan. Belajar tepat waktu dalam ibadah. Menjalankan puasa dan menjauhi larangannya, dalam firma_Nya Allah meminta, Dirikanlah shalat untuk berdzikir kepada_Ku, dan di dalam hadits qudsi Rasulullah saw, bersabda Bahwa Allah SWT berfirman ”Puasa adalah untuk-Ku .’
Semoga dalam Idul Fitri kali ini kita termasuk dalam orang-orang yang meraih kemenangan Aamiin Yaa Robb.
Related articles
- 60 Quranic Practical Ayats – 1 (syafiqb.com)
- Hidup Tak Seindah yang kita bayangkan (queenhisa.wordpress.com)
- O,Kumail… (syafiqb.com)
“ AZH-ZHAAN “
Bismillahirrahmanirrahimm,,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,,
Suatu hari Rasulullah saw mengutus Umar ra untuk menarik zakat dari para sahabat . Akan tetapi , Ibnu Jamil , Khalid bin Walid , dan Abbas yang juga paman Nabi SAW tidak menyerahkan zakatnya . Umar pun kemudian melaporkan sikap ketiga sahabat itu kepada Rasulullah . Mendengar laporan itu , Rasulullah bersabda , “ Tiada sesuatu yang membuat Ibnu Jamil enggan untuk menyerahkan zakat kecuali dirinya fakir , kemudian Allah menjadikannya dia kaya . Adapun Khalid , sesungguhnya kalian telah berbuat zalim terhadapnya (karena ) ia menginfakkan baju besi dan peralatan perang di jalan Allah . Adapun Abbas , Aku telah mengambil zakatnya dua tahun yang lalu .”
Setelah itu Rasulullah pun bersabda , “ Wahai Umar , apakah kamu tidak tau bahwa paman seseorang itu sama seperti ayahnya?” (HR.Bukhori dan Muslim) . Dari kisah itu , Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk berbaik sangka kepada sesama . Nabi saw senantiasa mengingatkan umatnya untuk menjauhi prasangka buruk . Allah SWT juga melarang hamba-Nya yang beriman untuk berprasangka . ‘’ Hai orang – orang yang beriman , jauhilah kebanyakan dari prasangka , sesungguhnya sebagian prasangka itu adlah dosa,,,,’(QS.Al-Hujurat:12)
Syekh Salim bin Al-Hilali dalaam Syarah Riyadhus Shalihin , mengungkapkan , seorang hamba Allah yang beriman hendaknya menjauhkan diri dari menuduh , menghianati keluarga , kerabat dan orang – orang bukan pada tempatnya . Rasulullah juga menegaskan dalam haditsnya , “ Jauhilah olehmu prasangka . sesungguhnya prasangk itu adalah perkataan yang paling dusta ,” (Muttafaqun’alaih) . Lalu apa sebenarnya prasangka itu ?? Dalam Al-Qur’an prasangka di sebut Azh-Zhann . Syekh Mahmud al-Mishri dalam ktab Mausu’ah min Akhlaqir –Rasul , menjelaskan secara detail tentang jenis-jenis prasangka .
Menurut Syekh Al-Mishri , ada empat macam prasangka yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari .
1 . Prasang ka yang diharamkan . Prasangka yang termasuk katagori haram itu adalah berprasangka buruk terhadap Allah serta berprasangka buruk terhadap kaum mulimin yang adil .
2 . Prasangka yang diperbolehkan adalah yang terlintas . “ Prasangka dalam hati seorang Muslim kepada saudaranya karena adanya hal yang mencurigaakan ,” papar Syekh Al-Mishri .
3 . prasangka yang dianjurkan . Menurut dia , prasangka yang ini adalah prasangka yang baik terhadap sesama Muslim .
4 . Prasangkan yang diperintahkan . Menurut Syekh Al-Mishri , prasangka yang diperintahkan adalah prasangka daalam hal ibadah dan hokum yang belum ada nashnya , “ Dalam hal ibadah , kita cukup berdasarkan prasangka yang kuat , seperti menerima kesaksian dri saksi yang adil , mencari arah kiblat , menaksir kerusakan-kerusakan , dan denda pidana yang tidak ad a nash yang menentukan jumlah atau kadarnya ,” ungkapnya .
Sufyan ats-Tsanuri menjelaskan ada dua jenis prasangka , berdosa dan tidak berd0sa . “ prsangka yang berdosa , “ tutur ats-Tsauri , jika seseorang berprasangka dan mengucapkannya kepada orang lain .” Sedangkan yang tidak berdosa adalah prasangka yang tidak diucapkan atau disebarkan kepada orang lain . Rasulullah senantiasa mendidik dan mengarahkan para swahabat agar berbaik sangka ( ber-husnuzh-zhann) terhadap Allah SWT dan manusia disekitar mereka , agar hati mereka tetap bersatu . Tiga hari menjelang wafat , Rasululllah bersabda , “ Janganlah seseorang meninggal dunia , kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah SWT .” (HR Muslim,hadist sahih ) .
Berbaik sangka kepada Allah SWT merupakan kenikmatan yang paling agung , Abu aaahurairah ra . meriwayatkan sabda Rasulullah tentang kemuliaan berprasangka baik kepada sang Khalik . “ Sesungguh Allah Azza Wa Jalla berfirman , Aku menurut prasangka hamba-Ku , Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku . Jika ia menginggat-Ku dalam kesendiriaan , Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku . jika ia mengingat-Ku dalam keramaian , Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih dari pada keramaiannya . Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal , Aku akan mendekatnya sehasta . Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta , Aku akan mendekatnya se depa . Jika ia dating kepada-Ku berjalan , Aku akan dating kepadanya dengan berlari . ‘’ ( HR. Bukhori dan Muslim )
Ahmad bin Abbas an-Numri berkata “ Sesungguhnya aku berharap kepada Allah hingga seolah aku melihat betapa indahny balasan Allah atas kebaikan prasangkaku ,” Syekh Al- Mishri , mengungkapkan , kebersihan hati seorang Mukmin adalah salah satu hal yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari . Hati yang bersih akan memudahkan umat untuk menjalin ukhuah Islamiah adlah dengan berbaik sangka kepada saudara-saudara Muslim
Semoga kita bisa selalu berbaik sangka ( huznuz zhann ) , kepada Allah maupun sesame manusia,, Aamiin Yaa Robb,,
Sumber : Irsyad “Pondok pesantren Man Ana”
Related articles
- Hidup Tak Seindah yang kita bayangkan (queenhisa.wordpress.com)
Fakir Hati Miskin Nurani
Bissmillahirrahmanirrahiim,,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraakaatuh,,
Berjalan di pinggiran kota yang terik dan berdebu . tertatap seorang bocah mungil laki-laki memeluk pohon kuhampiri , kusapa,tampak di dahinya basah keringat dan berdebu .
“Kemana Ayahmu nak ?”tanyaku ia hanya menggelengkan kepala dan membisu “Ibumu,,,?” kejarku “Ayah dan Ibu telah tiada om ,” Jawabnya layu “Apa kamu sudah makan ?Kalau belum ini om punya roti tinggal satu . Makanlah ia diam dan menatap wajahku . Seperti pandangan haru . “Ambillah!”Sodorku
“kalau roti yang tinggal satu ini saya makan , lantas om makan apa ?”
Bagaikan petir dahsyat menghantam qalbuku jiwaku terbongkar , nuraniku mengeliat . Fikiranku meleset menerobos imajinasi dimensi waktu , kemudian bathinku berteriak ;
“ Ya Allah , hamba-mu malu , malu sekali Ya Roob Anak kecil sebatang kara yang sangat membutuhkan makanan , tapi dia malah memikirkan nasib orang lain , dia takut orang lain kelaparan sepertidirinya “
“ Ya Allah , hamba- Mu ini malu , malu sekali Ya Roob Andaikan dia yang jadi orang mampu ‘ Mungkin dia yang akan menshadaqohiku .
“ Ya Allah hamba-Mu ini malu , malu sekalii Ya Roob > Mungkin banyak bocah – bocah lainnya yang seperti itu ‘ Namun kebanyakan hamba-mu diam membisu seakan tak mau tau sesungguhnya yang fakir dan miskin bukan mereka tapi yang fakir adalah kita , yang miskin adalah kita , fakir hati miskin nurani,,
Sumber :Irsyad “ pondok Pesantren Man Anna “
POHON APEL YANG SERING DI LUPAKAN
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
MUNGKIN kita pernah membaca tentang Nabi Sulaiman a.s. Dan seekor semut yang sangat taat. Suatu hari Baginda Nabi Sulaiman a.s. Sedang berjalan-jalan di sebuah tanah lapang. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil menganakat sebutir buah kurma. Ia terus mengamatinya, kemudian ia memanggil sisemut itu & bertanya “Wahai semut kecil, untuk apa kurma yang kau bawa itu ?
Baginda Sulaiman
“Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan sebagai makanan saya selama satu tahun,”Baginda Sulaiman kemudian mengambil sebuah botol , lalu berkata pada si semut , ” Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini , aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun . tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu.
Si semut pun mentaati perintah Nabi Sulaiman a.s. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman datang melihat keadaan semut kecil itu. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. ” Wahai semut, mengapa engkau tidak menghhabiskan kurmamu?” Tanya Baginda Sulaiman. ” Wahai Nabiyallah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya , akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Yang Maha Pemberi Rizki ( Ar-razak),” jawab si semut.
Baginda Sulaiman lalu mengeluarkan semut dari botol itu dan membiarkan berkeliaran untuk mengais rizki dari Allah. Di balik ucpan lepas semut tersebut, tersirat sebuah makna bahwahanya kepada Allah kita patut mengantungkan nasib, maka tidak pantas kita bergantung pada selain-Nya, meski kepada seorang hamba yang taat beribadah.
Imam Al-Ghazali menceritakan bahwa pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s
Dalam sebuah kitab, .Imam Al-Ghazali menceritakan bahwa pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s. Sedang duduk di dalam suraunya sambil membaca kitab Zabur, tiba-tiba ia melihat seekor ulat merah derada di tengah-tengah debu. Lalu Nabi Daut a.s berkata dalam hati, ” Untuk apa Allah menghadirkan ulat ini kepadaku ?” Maka, dengan izin Allah ulat itu berkata, ” wahai Nabiyaallah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku unyuk membaca’ Subhanallahu walhamdulillahi wala illahaillallahu walllahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000x.
Setelah berkata demikian, ulat merah itu pun bertanya kepada Nabi Daud, ” Apakah kamu masih ingin mengatakan apa manfaatku untuk mu?” Nabi Daud terdiam sejenak, ia menyadari atas kekhilafannya karena Memandang remeh ulat tsb , ia pun langsung bertaubat kepada Allah. Hikmah yang bisa petik adalah jangan sekali2 meremehkan terhadap sesama, bisa jadi orang yang kita remehkan kedudukanya lebih mulia dari kita. Dalam kesempatan ini kami akan mengangkat sebuah kisah tentang pengorbanan besar yang dilakukan oleh pohon apel kepada seorang anak laki2. Namun, anak laki-laki itu kerap melupakannya. Meski begitu, pohon apel itu selalu menunjukkan wajah cerianya dan tak setitik pun keluhan di dadanya.
Pohon Apel
Dikisahkan, dahulu kala berdiri sebuah Pohon Apel yang amat besar, Disamping besar, pohon ini mempunyai daun yang sangat rindang Dan buah-buahan yang amat ramun. Nanpak seorang anak laki-laki bernama wildam tengah asyik bermain-main di sekitar pohon ini setiap hari. Ia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya. Dan, tidak jarang ia tertidur lelap dibawahnya. Wildam begitu menyayangi tempatnya bermain. Begitu juga Pohon Apel itu, ia sangat senang jika tubuhnya dijadikan tempat bermain anak laki-laki itu. sehari saja anak itu tidak bermain, hatinya sangat risau.
Seiring dengan berjalannya waktu, wildam tumbuh menjadi remaja, ia tidak mau lagi menghhabiskan waktunya bermain di sekitar Pohon Apel itu. Ia juga tidak mau lagi bercengkrama dengan merebahkan tubuhnya di bawah Pohon itu. Namum, ia datang dengan wajah yang murung, ada sebuah masalah yang menyita pikirannnya. ” Marilah bermain-main lagi di sekitarku seperti dulu!” ajak Pohon Apel itu.
“Tidak, aku bukan lagi anak -anak, aku tidak lagi gemar bermain denganmu,” jawab Wildam,” ” Aku ingi menikmati masa remaja ku. Tapi aku tak punya uang untuk meraihnya,” “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Jualah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kamu akan dapat meraih apa yang kamu inginkan,” ucap Pohon Apel itu.
Betapa gembiranya Wildam endengar ucpan pohon apel itu
Betapaa gembiranya Wildam mendengar ucpan pohon apel itu, ia pun langsung memetik semua apel di itu. Setelah semua apel dipetiknya, ia lalu pergi kepasr dengan perasaan yang sangat puas tanpa menoleh kebelakang. Pohon apel itu turut merasa Gembira menyaksikannya. Namun, sudah beberapa tahun setelah kejadiaan itu, Wildam tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Pohan apel yang kini sudah tidak berbuah lagi bbegitu risau memikirkannya. Maspun berlalu, Wildam kini bbbbberanjak menjadi dewasa. Kumis dan janggotnya Nampak tumbuh subur mmmelintani wajahnya, pita suaarapun sudah tak senyaring dulu. Suatu saat ia menghampiri Pohon apel itu lagi dengan raut wajah amat kusut.
“ Wahai Wildam, marilah bermain –main lagi disekitarku !”ajak Pohon apel itu menyambut kehadiran orang yang selama ini amat dirindukannya. Aku terpaksa kerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membangun rumah untuk bernaung keluargaku, Maukah kau menolongku ?” Tanya Wildam . Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kamu boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini untuk kamu jadikan sebagai tempat tinggalmu,” ucap pohon itu. Tanpa piker panjan lagi, Wildam langsung memangkas semua dahan Pohon apel itu. Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, lalu ia pergi meninggalkan Pohon apel itu dengan perasaan Gembira. Pohon apel itupun turut gembir, tetapi lagi-lagi ia merasa sedih karena Wildam tidak lagi menghampirinya selepas itu. Tak sepatah pun ucpan terima kasih keluar dari mulut lelaki itu. Beberapa tahun berikutnya, di musim panas. Datanglah seorang lelaki menemui Pohon apel itu. Lelaki yang tidak lain adalah Wildam kembali datang ingin mengadukan sesuatu kepada Sesutu kepada Pohon yang begitu setia menemaninya sejak kecil.
“ Wahai Wildam, marilah bermain –main lagi disekirku seperti dulu,” ucap Pohon apel itu merajuk . “Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki bermain-main disekitarmu. Aku kini sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk berlaya. Malangnya, aku tidak memiliki perahu. Sudikah kamu menolongku ??” Ucap lelaki itu. “ Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu. Tetapi kamu boleh memotong batang pohonku untuk dijadikan perahu. Kemudian Wildam pergi dari situ dengan perasaan puas dan tidak kembali lagi selepas itu . Sipohon apel itu turut gembira , namun akhirnya kembali sedjh karena tak di tengok lagi . Suatu hari, seorang lelaki yang makin dimamah usia dating menuju Pohon apel itu. Yah, dia adalah Wildam yang kini sudah tua renta dan tidak berdaya. Sambil terseok-seok, ia berjalan manuju tempat berdirinya pohon yang banyak berkorban untuknya itu.
“ Maaf, aku tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buahku untuk kamu jual, dahanku untuk kamu buat rumah , batangku untuk kamu buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hamper mati . . . “ ucap Pohon apel itu dengan nada pilu. “ Aku tidak lagi menginginkan apelmu untuk memakannya karena aku sudah tidak bergigi lagi, aku sudah tidak perlu dahanmu lagi karena aku sudah tidak kuat lagi untuk memotongnya, dan aku juga tidak lagi butuh batang pohonmu karena aku sudah tidak kuat lagi untuk berlayar, aku merasa lelah dan istirahat ,”jawab Wildam sambil terbatuk-batuk. “ Jika begitu istirahatlah diperaduanku,” ucap Pohon apel itu dengan nada lirih.
Mereka bersyukur karena telah dipersatukan kembali oleh Allah SWT.
Lalu Wildam duduk beristirahat di peraduan pohon apel itu . Keduanyapun saling melepas tangisan , Mereka bersyukur karena telah dipersatukan kembali oleh Allah SWT. Wildam baru menyadari begitu besarnya pengorbanan pohon apel itu kepadanya, namun ia bagaikan orang yang tak tau di untung. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan dalam cerita ini adalah kedua orang tua kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain bermain dengan mereka, ketika kita meningkat remaja kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Lalu kita tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apa bila kita di dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Jika kita simak kisah tersebut, mungkin kita akan mengatakan betapa kejamnya Wildam terhadap pohon apel itu, menghampirinya jika dalam kesusahan, lalu meninggalkannya ketika kesusahan itu pergi. Begitulah potret seorang anak saat ini terhadap orang tuanya. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa berapa banyak orang yang mendurhakai orang tuanya telah mendapat murka dari Allah. Karena orang tua adalah keramat yang berjalan, jika ingin mulia hidupnya maka banyak-banyaklah berbakti kepada orang tua. Masih ada waktu bagi kita untuk memperbaiki dosa kita kepada kedua orang tua.
Wallahu A’lam
“ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu-Bapaknya ; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah Kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu-Bapakmu , hanya Kepada-kulah kembalimu” ( Q.S.Luqman/31:14)
Sumber: Hikayah ( Ltf , Dinukil dari beberapa kitab klasik )
Related articles
- Hidup Tak Seindah yang kita bayangkan (queenhisa.wordpress.com)
- 60 Quranic Practical Ayats – 1 (syafiqb.com)
- O,Kumail… (syafiqb.com)
Cahaya ukuwah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,
Sahabat saudariku fillah,,
Meninggalkan perdebatan adalah perkara yang terpuji sekaligus merupakan hak seorang muslim atas saudaranya, perdebatan akan memudarkan rasa cinta , menyebabkan sirnanya persahabatan, merusak persahabatan yang telah lama terjalin, dan menimbulkan kebencian, permusuhan serta terputusnya hubungan diantara manusia.
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.[ HR Bukhari , Muslim, ]
Maka wajib bagi seorang muslim untuk menjauhi perdebatan, karena sisi pandang terhadap suatu permasalahan berbeda-beda. Semakin luas pandangan seorang, semakin luas akal dan pengetahuannya,
Jika tampak bahwa diskusi mulai berubah menjadi perdebatan, maka hendaknya engkau menarik diri dari perdebatan tersebut, baik kebenaran itu ada padamu maupun engkau memandang bahwa kebenaran ada pada saudaramu, bukan pada dirimu.
Wallahu A’lam..
Salam ukhuwah wa habbah fillah,