Instropeksi
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Setiap manusia mengalami perubahan dalam kehidupannya
Setiap manusia mengalami perubahan dalam kehidupannya, dulu dia pernah lalai kepada Allah, kemudia bertaubat kembali ke jalan-Nya dan tidak mustahil dia akan mengulangi lagi kejahatan yang di tiggalkannya itu. Tidak ada insan yang maksum kecuali Nabi, maka sebagai insan biasa, dia senantiasa menilai dirinya. Bayangkanlah jika setiap manusia memandang baik apa saja yang di lakukannya tanpa melihat perspektif orang lain, sudah tentu kedzaliman yang akan berkuasa.
Sedang orang beriman senantiasa menganggap dirinya sebagai orang yang bersalah, banyak kelemahan dan takut tertipu dengan kelebihan yang Allah karuniakan kepadanya. Seperti mana orang takut ketika Allah menganugerahkan kebesaran dan kekayaan kepadanya, dia takut keenakan yang diberikan di dunia ini akan menghalangnya merasai keenakan di akhirat nanti.
Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.
Orang beriman menimbang segala sesuatu dengan neraca Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW. Apa-apa saja tindakan yang di lakukannya senantiasa di rujuk kepada kedua kekuatan ini. Kejahilan menguasa petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah menyebabkan manusia menghalalkan dirinya untuk memutar balik ayat Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Mereka mau mempergunakan Islam untuk mendapatkan imbalan,
“Dan apa bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, supaya Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebahagian mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk memberi hak (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dan patuh. “(Qs. an-Nur: 48-49)
Kesilapan berulang berlaku karena tidak mau mengakui aib diri dan menolak pandangan orang lain. Semua yang dilakukannya seolah-olah manpak betul belaka, seolah-olah sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah tetapi pada hakikatnya dia tertipu karena kesilapannya memahami ayat-ayat Allah, bahkan sebenarnya dia mempergunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk menuruti nafsunya.
Musahabah
Musahabah musti di lakukan dengan sandaran ilmu dan bimbingan orang lebih alim lagi wara‘ terhadap dunia. Sesiapa mengaabaikan musahabah diri, maka seolah-olah tidak takut dengan hari penghisaban Allah. Berat ditimbang amalnya sekali-kali tidak menghawatirkan fikiran.
Disebabkan terlalu bercita-cita mengenggam dunia, seseorang terpaksa melakukan penyelewengan dan kedzaliman terhadap orang lain. semua orang sedaya upaya mau memanfaatkan untuk kepentingan diri dan keluarga.
Pecinta dunia ini seolah-olah lupa, hakikat kesenangan itu baginya hanyalah satu permulan episode adzab yang akan dilaluinya sepanjang masa hinggga berhadapan dengan Allah.
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diberikan kepada mereka, kami pun kemudian membukakan pintu kesenangan untuk mereka, sehinga apabila mereka bergembira dengan apa diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan tidak disangka-sangka, maka ketika itu mereka terdiam berputus aza.”
Sumber: Mutiara
Related articles
- Summer to Autumn (indofanfictkpop.wordpress.com)
- ISLAM: In Your Own Words (iamummsulaim.wordpress.com)
- The meaning of 786 (standup4islam.wordpress.com)
- The Excellence of the Followers of the Qur’an (versebyversequranstudycircle.wordpress.com)
- Calling Others than Allah – Ml. Idris Kandhlawi (barelwism.wordpress.com)
- Tafseer Surah an-Nisa Ayah 131 – 134 (versebyversequranstudycircle.wordpress.com)