Hong Kong skyline from the Peak (Photo credit: xopherlance)
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Menunggu detik-detik tahun baru
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal’alaamiin.
Sahabat fillahku yang berbahagia, belum genap satu minggu kita tahun baru 2013 kita lalui. Sudahkah ada perpedaan antara tahun lalu dengan tahun sekarang?
Bagi yang terbiasa merayakan tahun baru, yang seharusnya tak patut ditiru oleh umat Islam. Mereka yang mengidentikkan tahun baru dengan semengat baru. Bahkan sampai ada yang menunggu detik-detik tahun baru di penghujung malam sambil berdo’a memejamkan mata, berharap dan membuat rencana-rencana pada tahun kedepannya. Sudahkah terwujud rencana-rencana itu?
da dari tahun sebelumnya, berarti sebagian misi anda sukses. Jika masih saja seperti tahun lalu, atau malah kian berantakan misi dan visi hidup anda, berarti Anda adalah orang yang merugi.
Misalnya:
-Rugi di dalam ibadah pada Allah Ta alla, jika kadar keimanan dan taqwa kita ternyata semakin miring ke derajat mulai meninggalkan larangan-larangannya.
-Rugi dalam perjuangan, sudah jauh-jauh menyebrang laut merantau di negri orang namun cita-cita tak tercapai malah kesasar pada hal-hal yang berbau maksiat.
-Rugi dalam keluarga, ingat ketika pekerja Imigran ke luar negeri pasti dengan niat dan tujuan mulia. Semuanya demi anak, keluarga, dan masa depan kita, kan?
Tujuan mulia
Allah SWT berfirman,
“Katakanlah (wahai Muhammad) adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang -orang yang tiada mengetahui? Sesunhuhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Qs. Azumar: 9)
Coba renungi ayat di atas, ternyata orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran. Jadi sebelum melangkah btjatlah perencanaan , lalu berikhtiar pada Allah dengan ikhlas agar segala rencana yang diharapkan terlaksana, juga berkomitmen. Sehingga ketika ada halangan dan rintangan ataupun godaan, orang yang berakal tak akan terombang-ambing, tapi tekat mereka teguh dan hanya takut kepada Allah Ta Alla. Subhanallah.
Apakah sahabat fillahku juga seperti sosok ysng berakal? Atau jangan-jangan ada angin maksiat ikut mencoba, ada angin kebaikan juga ikut-ikutan saja? kembali lagi memaknai arti perjuangan, Kata Bang Haji Rhoma Irama dalam syair lagunya, Rintangan-rintangan itu pasti ada. Bersakit-sakit dahulu baru kemudian bersenang-senang.”
Sebagaimana yang kita tau, bahwa di Hongkong ini adalah negara liberal, sarat godaan dan dugem, sementara agama Islam masih di angka miniritas. Ini memang memerlukan perjuangan tersendiri agar kita senantiasa lurus di jalan-Nya, apalagi bisa memperkenalkan Islam yang hanif ini kepada khalayak mayoritas non muslim di Hongkong.
Sahabat fillahku yang berjuang demi keluarga dan masa depan, serta tegaknya panji Islam di Hongkong ini. Mari senantiasa mencari Ridha Allah dan mari berlomba mengejar akhirat yang hakiki dan abadi. Firman allah SWT, “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan , kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)
Bersakit-sakit dahulu baru kemudian bersenang-senang
Nah, bagi sahabatku yang di Hongkong yang kini masih terjerat glamournya warna Hongkong hingga lupa pada hakikat tujuan kita bahkan sampai melupakan keluarga, bahkan lupa pada hakikat keimanannya. Ingatlah bahwa itu semua adalah cobaan! Betapa Allah telah menggambarkan pada hambanya yang beriman untuk senantiasa bersabar dengan cobaan karena setiap cobaan yang datang adalah untuk menguji kesabaran. Ingatlah juga, wujud cobaan itu bukan hanya musibah akan tetapi bisa berupa nikmat yang menipu. betul, kan?
Sebagaimana hadist Rasulullah saw, “Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka dia akan memberikan cobaan kepada mereka.” (HR. Ahmad).
Akhir kata, tak lupa saya sematkan sebagai pemupuk semangat juang para Muslimin dan Muslimah yang berada di Hongkong ini agar senantiasa di jalan Allah, dapat melewati ujian, dan senantiasa istiqomah dalam menghadapi globalisasi zaman yang yang semakin mengarah kepada liberalisme dan individualisme ini.
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula)menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (Qs, Al-kaafirun: 4-6)
Oleh: Ustadz Ali Makmun (Liong Man)
0.000000
0.000000
January 5, 2013
Posted by rindusyurgaku |
renungan | Al-kaafirun: 4-6, Bang Haji Rhoma Irama, berlomba mengejar akhirat yang hakiki dan abadi., bersabar dengan cobaan, Bersakit-sakit dahulu baru kemudian bersenang-senang, cita-cita, cobaan, dan masa depan, dapat melewati ujian, demi anak, derajat, globalisasi zaman, hakikat keimanannya, hakikat tujuan, halangan, Hongkong, HR. Ahmad, ibadah pada Allah Ta alla, istiqomah, jika Allah mencintai suatu kaum, keimanan dan taqwa, kelaparan, keluarga, liberalisme dan individualisme, Liong Man, luar negeri, maksiat., mayoritas non muslim di Hongkong, memperkenalkan Islam, mencari Ridha Allah, menguji kesabaran, meninggalkan larangan-larangannya, menunggu detik-detik tahun baru, merayakan tahun baru, misi dan visi, musibah, Muslimah, negara liberal, niat dan tujuan mulia, nikmat yang menipu, orang yang berakal, orang yang merugi, orang-orang yang sabara, pekerja Imigran, perjuangan, Puji syukur kehadirat Allah SWT, QS, Qs. Al-Baqarah: 155, Qs. Azumar: 9, Rasulullah, Rintangan-rintangan itu pasti ada, rugi, satu minggu, semengat baru, senantiasa di jalan Allah, subhanallah, sukses, tahun baru 2013, tahun lalu dengan tahun sekarang, takut kepada Allah Ta Alla, tegaknya panji Islam di Hongkong, terombang-ambing, terwujud, Ustadz |
Leave a comment
Quran, Mus’haf_Al_Tajweed. (Photo credit: Wikipedia)
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaaruh,
Maaf ada yang ingin saya tanyakan yaitu bagaimana cara agar wanita yang mengalami haid bisa menghidapkan malam lailatul qadar? sebab rasanya akan sangat rugi jika malam yang lebih baik baik dari seribu bulan tersebut, berlalu begitu saja tanpa diisi dengan ibadah kepada Allah, atas jawabannya saya ucapkan terimakasih.
Siti Sholihah
Kowloon,HK.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaaatuh,
Untuk wanita haid yang ingin mendapatkan malam lailatul qadar, bisa melakukan banyak ibadah selain shalat. Juwaibir mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh-Dhahak, “Bagaimana pendendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh-Dhahak pun menjawab,” Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian lailatul qadar.” (lathaif Al-Ma’arif, hlm.341)
Keterangan ini menunjukkan bahwa wanita haid, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian malam lailatul qadar. Hanya saja, wanita haid dan nifas tidak boleh melakuka shalat. Untuk bisa mendapatkan pahala ketika lailatul qadar, waita haid atau nifas masih memiliki banyak kesempatan ibadah. Di antara bentuk ibadah yang bisa dilakukan adalah:
1. Membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf sebanyak 7 ayat untuk sekali baca, misalnya surat Al-fatihah.
2. Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilahaillallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir yang lainnya.
3. Memperbanyak istigfar.
4. Memperbanyak do’a.
5. Membaca zikir ketika lailatul qadar, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Aisyah r.a, “Aku bertanya, Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang merupakan malam lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?’ Nabi saw menjawab, “Ucapkanlah, Allahumma innaka’afuwwun kariim tuhibbul’afwa fa’fu’anhu ya kariim (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.)” (Hadist sahih; diriwayatkan At-Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dalam Fatwa Islam Tanya-Jawab dijelaskan, “Wanita haid boleh melakukan semua bentuk ibadah, kecuali shalat, puasa, tawaf di ka’bah, dan i’tikaf di masjid. Menghidupkan malam lailatul qadar tidak hanya dengan shalat, namun mecakup semua bentuk ibadah. Al–Hafizh Ibu Hajar mengatakan, ”Makna’menghidupkan malam lailatul qadar’ adalah begadang di malam tersebut dengan melakukan ketaatan.” An-Nawawi mengatakan , Makna’menghidupkan malam lailatul qadar’ adalah menghabiskan waktu malam tersebut dengan bergadang untuk amal ibadah lainnya.” Jadi meskipun seorang wanita berhalangan, mereka masih berkesempatan mendapatkan malam lailatul qadar.
Oleh: KH. Mahfudin Arsyad
Related articles
0.000000
0.000000
November 8, 2012
Posted by rindusyurgaku |
Tazkiyatun nafs | (Hadist sahih; diriwayatkan At-Turmudzi dan Ibnu Majah), (lathaif Al-Ma'arif, : KH. Mahfudin Arsyad, Adh-Dhaha, Al-Qur'an, Alhamdulillah, Allah, Allahumma, Colotomy, Dari, Do'a, hlm.341, Ibadah, Islam, istigfar., la ilahaillallah, lailatul qadar, Masjid, subhanallah, surat Al-fatihah., tasbih, Wahai Rasulullah, Wanita, zikir |
Leave a comment