rindusyurgaku

hidup akan lebih berarti bila dapat menjadi bagian orang lain

Sedekah mendatangkan berkah

English: Tanvir

English: Tanvir (Photo credit: Wikipedia)

Bismillahirrahmanirrahiim,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Kata sedekah berasal dari huruf shod dal qof, yang berarti benar. Bersedekah diperintahkan karena amal perbuatan ini menjadi bukti bahwa seorang hamba itu benar-benar menjadikan kehidupannya sebagai ibadahkepada Allah swt. Hal ini diperkuat oleh pendapat Imam Al-Nawawi yang mengatakan: ” Diberi nama sedekah karena ia merupakan bukti atas kebenaran iman seseorang yang menunaikannya baik secara lahir maupun bathin. ia merupakan amal yang menjadi bukti dan kebenaran iman seseorang.”

Al-Raghib berkata: ”Sedekah adalah harta yang diberikan oleh seseorang untuk tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt seperti halnya zakat. namun sedekah hukumnya sunnsh, sedangkan zakat hukumnya wajib.” Sedekah memiliki keistimewaan dan pahala yang luar biasa jika dibandingkan dengan bentuk ibadah-ibadah sunnah lainnya. Diantara keajaiban sedekah ialah akan mendatangkan keberkahan kepada pelakunya. keberkahan tersebut telah digambarkan sendiri oleh Allah swt dalam firman-Nya: “katakanlah (wahai muhammad), sesungguhnya Tuhannku melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan meyempitkan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan mengantikannya dan Dia-lah pemberi rizki yang sebaik-baiknya,” (Qs. Saba’ : 39) Ayat diatas merupakan kabar gembira dari sang Pemberi rizki kepada orang yang menjadikan sedekah sebagai hobinya dan membelanjakan hartanya dijalan Allah. Sekecil apapun yang diberikan oleh seorang hamba, Allah akan membalas dengan balasan yang lebih besar dan lebih baik dari apa yang telah disedekahkannya. Abu hurairah meriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa Rasulullah saw bersabda: ” Allah swt berfirman:” Wahai anak Adam, berinfaklah, maka Aku akan menanggung nafkahmu. ” (Muslim) 

Dalam hadits yang lain, Nabi saw bersabda: “Tidaklah hamba Allah bangun dipagi hari, kecuali disertai dengan turunya dua malaikat. Salah satu dari keduanya lalu berkata:” Ya Allah, berilah orang yang berinfaq (sedekah) ini ganti (dari barang yang disedekahkannya).” Dan malaikat yang satunya lagi berkata:” Ya Allah, berilah orang yang itu akan kerugian,” (Bukhori dan Muslim) Iman An-Nawawi memberi komentar terhadap hadits di atas bahwa yang dimaksudkan infaq di sini ialah mengeluarkan harta dalam hal yang membawa ketaatan kepada Allah swt, sesuai dengan akhlak yang mulia, memenuhi kebutuhan anak dan keluarga, melayani tetamu, sedekah dan bentuk-bentuk infak lainnya dengan syarat bahwa infaknya itu ikhlas dan tidak berlebihan. Dalam sebuah hikayat diceritakan bahwa setelah pulang dari rumah Nabi saw, Ali bin Abi Thalib menemui istri tercintanya, fatimah Az-Zahara dan berkata: Wahai wanita yang mulia, apakah adinda mempunyai makanan untuk kakanda?” fatimah menjawab:” Demi Allah, adinda tidak mempunyai makanan sedikitpun. Tapi, adinda hanya ada emem dirham saja yang adinda terima dari Salman sebagai upah kerja memintal. Adinda ingin membelikan makanan untuk anak-anak kita Hasan dan Husain.” Ali berkata: ” Biar kakanda saja yang membelikan makanan untuk mereka. “fatimah cepat-cepat menyerahkan uang eman dirham itu kepada suaminya. Lalu Ali pergi keluar untuk membeli makanan. dalam perjalanan, Ali bertemu dengan seseorang lelaki yang menanyakan: ” Siapa yang mau memberikan pinjaman kepada Allah Tuhan yang maha Pengasih dan selalu menepati janji?”

Tanpa fikir panjang, Ali menyerahkan semua uangnya sebanyak enam dirham kepada laki-laki tersebut. kemudian dia pulang dengan tangan kosong. fatimah, yang melihat suaminya pulang dengan tangan kosong hanya bisa menangis. Ali bertanya : “Wahai wanita mulia, mengapa adinda menangis?” Fatimah menjawab: “Wahai kakanda, kenapa kakanda pulang tanpa membawasesuatu apapun?” Ali menjawab dengan suara tenang: “Kakanda telah meminjamkan kesemuanya uang itu kepada Allah,” Mendengar jawaban tersebut, Fatimah mengatakan dengan semangat:” Jika yang terjadi adalah seperti itu, adinda amat senang dan mendukung tindakanmu.” Tidak lama kemudian, Ali keluar rumah lagi dan bermaksud ingin bertemu Rasulullah saw. Di tengah jalan, seorang Arab badui yang sedang menuntun seekor unta mendekati Ali dan menanyakan : “wahai Aba -al-Hasan, sudikah anda membeli unta ini? Ali yang sedang tidak punya uang saat itu menjawab: Tuan, aku sekarang tidak memiliki uang sepersenpun.” Orang badui itu menjelaskan: “Anda bisa membayarnya kapan saja.” Ali yang tampaknya sangat antusias membeli unta itu menanyakan harganya, Wahai Tuan?” Si penjual unta menjawab “Tidak mahal, hanya 100 dirham saja.”

Baiklah , kata Ali yang kemudian meneruskan perjalanannya sambil menuntun unta. Baru beberapa langkah Ali berjalan, seorang Badui lainnya mendekatinya dan bertanya: ” Berapakah harganya: “Hai Abu Hasan, apakah anda ingin menjual?” Ya jawab Ali.”Berapakah harganya” tanya orang Badui itu. Ali menjawab: “300 dirham.” “Baiklah, kalau begitu saya beli,” Kata Badui itu dan langsung memberikan uang sebanyak 300 dirham kepada Ali. Setelah menemukan sesuatu yang ajaib diperjalanan tadi, Ali cepat-cepat pulang kerumah untuk menceritakan kejadian yang dilihatnya itu kepada istri tercinta, fatimah. Setibanya dirumah, fatimah langsung menanyakan suaminya: “Apakah yang kakanda bawa itu, wahai Aba hasan?” Alimenjawab:” wahai adinda, kakanda telah membeli seekor unta seharga 100 dirham, kemudian kakanda menjualnya dengan harga 300 dirham,” “Alhamdulillah, adinda setuju dan senang sekali.” kata fatimah.

Setelah itu, Ali berangkat menuju ke masjid untuk menemui Rasulullah saw. Ketika melihat Ali sampai di masjid, Nabi-pun tersenyum dan mengatakan: ” Wahai Ali, apakah kamu ingin menceritakan sesuatu atau aku saja yang bercerita?” ” Ya Rasulullah, aku lebih menyukai jika anda yang bercerita kepadaku.” kata Ali. “Wahai Ali, tahukah kamu siapa-kah orang Badui yang menjual unta dan Badui yang membeli untamu tadi?” Ali mengeleng,” Tidak, Allah dan Rasul-Nya yang lebih tau.” Nabi saw menjelaskan,” Berbahagialah kamu. Kamu meminjamkan enam dirham kepada Allah, lalu Allah memberikan kepadamu 300 dirham. Setiap satu dirham mendapatkan ganti 50 dirham. Sebenarnya orang Badui pertamayang menemuimu itu adalah malaikat Jibril, sementara yang kedua adalah sebenarnya malaikat Mikail.”
Demikianlahsekelumit kisah yang mudah-mudahan bisa di ambil hikmahnya. Semoga kita semua akan menjadi pemberi-pemberi yang ikhlas dan dapat membahagiakan orang lain, baik di kala suka maupun di kala sedang duka. Aamiin Ya Robb.

Sumber: Iqro

Related articles

September 4, 2012 - Posted by | Kajian Utama | , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

No comments yet.

Leave a comment

Mif19.tea's Blog

Just a Little Scientific Inspiration 4 You

KITa Call Indonesia

Seruan di Ufuk Fajar

Mrs Djones' Journey

Journey through marriage and motherhood~

Qalbunsalima's Blog

Hati yang damai, tentram dan sejahtera

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.